Thursday, November 30, 2006

pilihan telah memilih

sudah lama.hari hari kita tak terbentuk bersama. sudah lama yang bukan karena berabad rentang waktunya. sudah lama karena tak terbiasa semenit saja ada jeda untuk tidak bersekutu menuangkan rampaian rasa. kadang marah kadang gelisah. karena pilihanmu dulu. walau ku tak hendak. kini *waktu itu* kumenemukan kembali sebentuk sosokmu.lagi. dengan rampaian rasa yang sudah tersekat. bukan kita.tapi aku.dan kamu. rintihan nada senja, cerita; tentang kenangan tentang pengorbanan tentang cinta tentang benci merendai asa yang tertahan. dan aku dengar kau mengarus dengan lantunan tentang akhir rasa. begitu saja. menemani sewadah dimsum dan segelas jus mangga. aku cuman diam.dan berusaha menjadi sosok sepermintaanmu. walau aku tahu tiada arti. aku masih ingat. ingat sekali semua. sendu. bisu. ketika kau memintaku berujar kata. tetap diam. saat aku ingin juga berungkap rasa. terbata .mencoba menyorongkan hati untuk terluka dengan rela. dan aku tahu akan tidak menyengaja melukaimu. aku tahu. engkau rasa itu. jingga yang membiru. dan ternyana pilihan telah memilihmu. walau ku tak hendak.

pic is from here

Anonymous said...

katakata yang entah kenapa terasa seperti pisau majal yang ditorehkan ke indra rasa

vino said...

buat saNa.., eh saya:
indra rasa yang setajam pisau.
*kasih semangat nana*

Anonymous said...

kalo pilihan sudah memilih tak banyak yg bisa kita bincang..

vino said...

kecuali kita bincang adalah yg kita pilih.:D