Tuesday, November 28, 2006

Perkakas pilih

capek banget rasanya.hari minggu kemaren. pergi dari bandung ke luar kota pp.ini judulnya musti-mustian emang. acaranya mendadak.jadinya beberapa agenda di undurin. di setengah perjalanan, dah berasa, bosennya. jalanan padat merayap.dan atmosfer engga sekondusif paris van java kuw. clingak clinguk cari sight yang menarik biar serasa asik. alah-alah, malah bikin pening bin puyeng kepala, ternyata.sliweran kendaraan roda dua bikin risih.

jadi inget aduan driver hotel sewaktu nganter jemput saya di jakarta:“biasanya maen masuk ajah. dah tau jalanan sempit, angger dibeubeuskeun. tuh liat pak, naik trotoar. dilarang nyalib kiri angger wae. coba deh kalo celaka, mobil kan yang kena priit

ungkapan negasi itu sebenernya sebentuk pengakuan atas kelebihan kendaraan roda dua. coba deh tanya juga ke pemakainya tentang alasan kepemakaiannya. yang kebayang jawabannya; selain irit bensin, mudah, murah parkir.dan yang pasti lincah, bebas macet.
hari ginih, macet, emang sudah menjadi bagian hidup sehari-hari. bayangan saya, kalo jalanan udah macet, jawara dunia dengan skill ngebut seyahud gimanapun dan dengan mobil sese besar sekali pun, kayaknya angger wae ngajentul.meski dongkol, tetep musti terima. nah. dengan perawakan kendaraan yang kecil, meski bukan pembalap, pengguna kendaraan roda dua biasanya bisa keluar dari antrian panjang dan mendului antrian mobil yang udah ada didepannya.itulah mungkin salah satu kelebihan kendaraan roda dua saat jalanan macet.

bukan mau jualan kendaraan yang dimaksud lho, saya.atau mau membahas keunggulan-keunggulannya. tapi mikir mikir aja. sepertinya buat ngedapetin sesuatu dalam hidup. skill seseorang memang sangat penting. tapi, engga bisa dinafikan tentang tools dan memilih tools. bisa jadi adanya dan pilihan atasnya akan mempermudah pencapaian; lebih baik dibanding jika pake tangan kosong atau pake tools yang tak tepat. dan tentu semua bergantung medan yang dihadapi; apa atau dimana

kehidupan ini kan selayak menyusuri jalan. gak melulu berada di trek balapan; lurus, bebas hambatan, tanpa lampu setopan, tanpa zebra cross, tanpa polisi bobok. tapi kadang kita musti menapak jalan tikus yang mlengas-mlengos ga lurus. maka kemampuan memilih tools yang tepat sepertinya akan menyokong skill menyusuri jalan yang harus kita lalui. dan nalar akan menjadi sebagian penyempurna atas kesempurnaan purna.

pic is from here

angger = tetep
dibeubeuskeun=dimasukkan
ngajentul=diam
wae =saja


Anonymous said...

common sense juga. seringkali terlupa.

Anonymous said...

tools dan skills yg tepat akan lebih efektif dipakai ditempat yang tepat, begitukah?

*bagus sudah tidak salah lagi nulisnya*

Anonymous said...

dan tentu saja partner yang etia

*halah..halah... komenkuh tak bisa jauh dari rasa itu* :D

vino said...

buat nananias :
kalo nana pasti ga lupa, kan.
*meletin nana*

buat gituchka:
emang begitu...gituchka.siip

buat dewi:
dan tentu saja partner yang setia

yang setia di cetak besar.
soale kalo nda...malah bikin tuing-tuing. begitukah ?

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...

The amusing information