Friday, November 24, 2006

Memberi hak bicara

pembicaraan tentang Tuhan adalah tema pemikiran sensitif. tapi bukan berarti terlarang untuk dikonsumsi.

bagi sebagian kalangan.tema ini merupakan sebuah pemikiran mapan turun temurun.adanya sudah begitu saja. dan.dibiarkan begitu adanya. warisan pemikiran ini sudah barang tentu sarat akan definisi, deskripsi, sifat, tingkah dan berbagai hal yang terkait. Tuhan dipetakan keadaanNya, Tuhan dijelaskan sifatNya, Tuhan digambarkan tingkahNya, ada kasihNya ada murkaNya.

ketika ada kalangan yang mempertanyakan eksistensi pemikiran mapan. maka definisi, deskripsi, sifat, tingkah dan berbagai hal yang terkait di pertanyakan. dikoreksi. digugat. dan akhirnya muncul definisi baru, deskripsi baru, sifat baru, tingkah baru dan berbagai hal baru yang terkait. dan kemudian Tuhan dipetakan lagi keadaanNya, Tuhan dijelaskan lagi sifatNya, Tuhan digambarkan lagi tingkahNya, bagaimana kasihNya bagaimana murkaNya.

berusaha keluar dari lingkaran polemik wacana yang ada. dengan pola pikir yang sederhana. bahkan amat sederhana. ada ketakutan kecil saat berpikir tentang arogansi berpikir kita atas sosok Tuhan. bukankah yang berhak mendeskripsikan sifat dan tingkah Tuhan adalah diriNya sendiri. karena jika melakukannya kita telah merampas hakNya. maka mari, biarkanlah Dia bicara seperti kita ingin dibiarkan bicara. karena semestinya Dialah yang tahu persis akan diriNya. kemudian biarkan nalar kita mendengarnya.


pic is from here

Anonymous said...

meski terkadang karena terlahir istimewa dengan sel abu-abu yang bisa diajak bekerja maka manusia mustinya bisa dan boleh saja menggugat, mempertanyakan, memprotes, berusaha memetakan dll, tuhan sendiri rasanya (nah saya mengira lagi ini) tidak akan berkeberatan. terutama karena saya pikir tuhan merencanakan menusia menentukan. meski tentu saya saya percaya dia tak terpahami terkadang dan pada saat yang sama ternyata begitu mudah terpahami lewat sesuatu yang tidak terlalu ketuhanan. kenapa komen saya aneh gini? karena dia memberi sel abu-abu yang merdeka. dia memang segalanya. pencipta saya itu.

vino said...

makasih atas semuanya Na.