Saturday, December 2, 2006

Tak bermusim

minggu-minggu ini bandung sudah ketiban hujan. menurut informasi, yogya juga sudah kebagian. memang, kalau menurut kebiasaan, musim hujan terjadi di bulan-bulan berakhiran ber. karena sudah musimnya, hampir setiap hari terus turun hujan, air berlimpah dimana-mana. bahkan sampai terjadi banjir.kalau sudah begini, kadang manusia ngomel juga.


setahun terakhir, sampai sekarang, kasus cerai yang menimpa sejumlah kalangan artis, sedemikian marak terjadi. motifnya beragam yang kadang mengundang tanya ‘istri cantik.suami tampan. dua-duanya kaya, kok cerai,... kurang apa ? ‘.
belum selesai kasus yang satu, kasus baru sudah muncul menyusul. gaungnya menguat seiring gencarnya pemberitaan. ibarat hujan, sepertinya ini yang disebut musim cerai.

mungkin tidak asing lagi dengan ungkapan yang kadang terdengar sinis; bahwasanya hidup, tidak cukup hanya bermodal cinta. simak sinema cinta remaja, yang sering mengungkap fenomena ini; dua insan berpaut asmara, berhadapan dengan kehendak orang tua yang lebih berpikir realistis; mantu yang mapan dan besan yang terpandang. realita memang kerap memberi bukti bahwa ungkapan tersebut ada benarnya.

kondisi kejiwaan manusia kadang bermusim, perasaan jenuh dan bosan mungkin akan hadir dikala kondisi alamiah pasangan berubah; usia, raut wajah, kesehatan dan semisalnya. dikala kondisi seperti itu, mutlak diperlukan energi yang menguatkan keduanya untuk bisa bersabar mempertahankan hubungan. energi yang hadir dari kedua hati. tidak menjadi soal energi itu hadir sebelum memilih atau setelahnya.yang pasti energi itu harus ada. dan mutlak adanya.energi yang tidak meminta syarat. energi yang tidak mengenal musim. karena hidup tidak hanya cukup bermodal materi. energi itu adalah cinta

pic is from here

Anonymous said...

makan itu cinta! banyak kan yang bilang gitu dengan sinis. sinis karena mereka taunya cinta itu cuman soal sayang-sayangan fisik, ciuman, gandengan, pelukan dsb dsb kali ya?

padahal energi itu mustinya tentang semangat saling mengerti, saling memahami, saling membuka diri, saling memeluk termasuk saat sama sekali ndak punya hak minta dipeluk karena membuat kesalahan itu jamak dan manusiawi banget, saling mendukung, saling membangun, saling menguatkan, saling berpegangan kuat di dalam badai, saling menyokong untuk menjadi individu-individu yang lebih baik tiap harinya.

sigh. malam minggu. kangen.

vino said...

energi yang tulus untuk menerima sesempurna ada

Unknown said...

Kayanya kerenan tulisan kamu deh