bukan bingkai semata
hampir setiap hari.saya temukan sesosok sempurna diatas kursi roda. mengantar peri kecilnya sekolah, membekali harap.wajah sumringah, kedua tangan memutar roda melajukan kendaraannya.sedang peri kecilnya duduk manis ’ceria’ dipangkuan. kondisi fisiknya tidak menyurutkan peran ayah bagi sang buah hati, seperti ayah anak-anak yang lain. pagi tadi.saya mendapati sang ayah menuntun peri kecilnya berjalan.keceriaan melarut dalam setiap putaran roda kendaraannya. lembut. hangat. sabar. seperti hendak berkata bahwa kesemuadia tidak pernah ada yang beda. kesemuadia tidak membenamkebumikan dirinya. mungkin kita lebih sering bersuara dengan aksesoris yang menempeli fisik.bukan kekayaan jiwa; ketegaran, kemenerimaan. kadang kita minder engga jelas. padahal jelas-jelas telah dilengkapi keanugerahanpurna. sepertinya, memang keperkasaan jiwa tidak selalu berbanding lurus dengan keperkasaan tampak.butuh ketelaten an menumbuhrawatinya. butuh kejujuran menerima dan berdiri atasnya.butuh kesadaran bahwa keberbedaan sebesar apapun tak layak membeda keberkesempatan, keberperanan.
pic is from here
... karena seringkali tak tersadari kesempurnaan yang lain dari yang ragawi hingga pencobaan atau nikmat jenis lain menghampiri ...
bijaksananya nana. *terharu*
Post a Comment