dewadewi
mata ini. berdusta. kalau tak berkaca. kau sentuh. relung yang langka terjamah. bening. hening
pic is from here
scribbled by
vino
at
10:47 AM
2
shared thoughts
Labels: soulrise
scribbled by
vino
at
12:46 PM
1 shared thoughts
Labels: soulrise
tentang hari ini. tak usahlah berisau hati. terbitnya fajar timur. isyarat masih ada kesempatan berbagi kebersamaan.
scribbled by
vino
at
8:06 AM
1 shared thoughts
Labels: soulrise
redup. sekam jingga. enggan memerah lamalama. langitlangit. rapuh. dingin. berbeku kaku. menanti tiba membiru. menanti tiba membisu. tidak berselang lama. tidak lebih dari sejumlah jarijari tangan dan jarijari kaki. sebentar saja. bahkan kurang dari setengah kedipan mata.
scribbled by
vino
at
2:29 PM
1 shared thoughts
Labels: soulrise
|hari ini. pagipagi sekali. pelajaran berharga kembali kudulang. tentang penghargaan terhadap 'basa basi'. semisal istilah 'hade ku omong, goreng ku omong' yang dikenal dalam linguis Sunda. |atas sebuah perbuatan. terkadang beragam penafsiran berkumpul. meski secara absolute yang faham niatan perbuatan adalah subjeknya sendiri, tentu setiap mata yang menyaksikan tetap legal berasumsi. dan penglihatan menjudge sebatas apa yang terlihat. tidak lebih. |ucapan. akan menjadi explanation atas maksud dan alasan sebuah perbuatan. meski terkadang terlihat hanya sebatas excuse. hal itu adalah nampak lebih baik bagi sebagian. meski sebenarnya belum tentu demikian. |begini sepertinya. kerumunan sosial. (?).
scribbled by
vino
at
11:48 AM
0
shared thoughts
Labels: mindrise
scribbled by
vino
at
11:47 AM
1 shared thoughts
Labels: mindrise
dalam sepak bola, dikenal mati langkah. semisal sosok kiper, kehilangan momen, satu ketukan saja dalam memulai meraih bola. hasilnya, meski tidak terbukti seratus persen benar, kiper kehilangan kesempatan menangkapnya. dan akhirnya kebobolan. biasanya, kesimpulan premature kiperlah yang menjadi pemantik kegagalannya.
scribbled by
vino
at
2:59 PM
1 shared thoughts
Labels: mindrise
This blog would not have been possible without the help and encouragement provided by many people. First and foremost, I would like to thank Jedida Ristiana Manao who inspired me to build this blog, designed my irregular verbs and taught me how to write articles. She is a sweetheart, best friend, and teacher.To her I am greatly indebted